Pengalaman Pendidikan Spesialis Paru
dan Mendirikan Klinik Paru dan Respirasi
Saya
dr Lusi Nursilawati Syamsi SpP MFarm, Lulus dari Pendidikan Spesialis paru FKUI
sejak tanggal 26 Juni 2004. Saya mulai memasuki Pendidikan Dokter Spesialis Paru
dan Respirasi di FKUI bulan April tahun 2000
bersama 3 orang teman sejawat dalam 1 angkatan. Di Rumah Sakit Persahabatan
saya menjalani Pendidikan Dokter Spesialis paru.
Semester1
saat yunior, diawali stase Mikrobiologi
dengan teman teman perawat senior yang
sudah mahir membuat preparate pewarnaan
BTA dan kultur mycobacterium tuberculosis dengan media Ogawa. Bahkan saat stase
mikrobiologi sempat ada pelatihan pembuat sengkelit oleh team mikrobiologi dari
jepang karena ternyata sengkelit yang benar menghasilkan kwalitas pewarnaan BTA
yang baik, bukan saja sputum yang purulen. Setelah itu masuk pada stase Immunologi
yang kegiatannya adalah membuat referat dan banyak berdiskusi dengan Prof dr.
Mahuhutu SpP(K) (alm) tentang ilmu dasar
immunologi yang text booknya terbit ditahun yang sudah demikian lama. Pada
Stase Spirometry saya belajar banyak dengan pak Jauhari dan dilatih uji Provokasi
Bronkus dengan menggunakan larutan methicolin yang diencerkan.
Stase
saat senior mulai memasuki ruang perawatan infeksi dan non infeksi di Soka
atas, soka bawah dan gema soka bawah. Stase inilah yang paling penting
membentuk karakter sebagai dokter paru selain merawat pasien juga stase UGD
paru dan didukung dengan bed side teaching, laporan kasus, kasus
kematian dan pembahasan pembahasan jurnal jurnal. Saat saya senior pernah
menjabat 2 kali sebagai seksi ilmiah sehingga banyak berdiskusi dengan ketua
Program Pendidikan Studi (KPS) Prof, dr
Faisal Yunus SpP(K) PhD untuk pemilihan jurnal jurnal yang akan dibahas.
Tepatnya akhir dari semester 2 sudah harus dimulai memikirkan judul dan
pembuatan proposal tesis. Saat ini sudah ada 2 judul yang akan dibuat proposal,
tetapi diputuskan 1 judul yang dipilih
yaitu effektivitas salmeterol fluticasone pada asma persisten sedang. Selesai
semester 2 masuk ke stase Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Anak, Radiologi,
Public health Di puskesmas Baladewa, Paru kerja di Pabrik Semen Cibinong yang
sekarang dinamakan HOLCIN, Bedah toraks, USG dan Bronkoskopi. Semester 3 saat
itu saya sudah ujian poroposal dan sudah memulai penelitian untuk mengambil
data pasien di poli asma. Dan semester 3 adalah semester yang harus bisa menggunakan waktu dengan benar dan
saat itu waktu luang itu hal yang sangat sangat berharga karena harus mengambil
sampel pasien dan juga menjalani stase stase Pendidikan. Disamping itu banyak
penelitian Prof dr Faisal Yunus SpP (K) asma seperti smile study dan M3 study
yang harus diselesaikan dan perlu mengatur waktu dengan baik. Untuk penelitian
M3 Study saya sempat ikut Pendidikan sub investigator di kota Kona Kepulauan
Hawai USA dan saya mengikuti GCP ( Good Clinical Practise) angkatan pertama di
Indonesia di kepulauan Bintan Tanjung Pinang Riau. Hal ini merupakan pengalaman
yang sangat menyenangkan tiada tara karena pertama kalinya saya ke luar negri bersama guru saya prof dr Faisal Yunus SpP (K) dan Prof Wiwien SpP(K) . Saya juga bertemu
dengan guru guru besar dari universitas lain seperti UNS, UNAIR, USU, UNPAD,
Udayanan dan guru besar dari bagian anak FKUI yaitu Prof Bambang supriatna SpA(K) dan dr Darmawan SpA (K). Saat kursus
GCP pertama di Pulau Bintan saya bertemu dengan direktur BPOM dan para senior guru
besar yang saat ini di Komite etik FKUI.
Semester
5 dan 6 saya sudah menjadi Chief dan
saya terpilih menjadi ketua kelas. Stase Chief
menjalani stase ICU di RS Persahabatan dan RSPAD Gatot Subroto dan mengulang Kembali stase
penting seperti Bronkoskopi, poli paru, poli asma dan supervisor Ruang rawat
Soka atas, soka bawah dan Gema soka bawah. Tepat semester 7 saya sudah maju
ujian Tesis dan selesailah Pendidikan yang saya jalani selama 3,5 tahun.
Saat
selesai Pendidikan saya masih melakukan pekerjaan penelitian penelitian studi
asma yang saat itu belum selesai. Dan saat itu saya mencoba untuk memperbaiki
ASN saya yang saya tinggalkan saat memilih untuk melanjutkan Pendidikan di
FKUI. Saat yang sama ada penawaran untuk bergabung di RS persahabatan menjadi
staff di SMF paru RS Persahabatan, namun saya mengundurkan diri karena ada
banyak hal yang tidak saya jelaskan. Kemudian saya mulai mendirikan Klinik yang
terletak tidak jauh dengan tempat
tinggal di awal di tahun 2005, ada kekhawatiran Klinik Paru sulit berkembang,
apalagi beberapa teman senior mengatakan hal yang membuat saya bimbang dan
pesimistis. Saat mendirikan klinik saya mencoba untuk mengembangkan terapi
inhalasi, oleh karena terapi inhalasi merupakan sesuatu yang baru di tahun
2004. Banyak pasien anak anak yang membutuhkan terapi inhalasi dan saya
melengkapi dengan alat alat chest vibrasi dan sinar infra red. Pasien sudah
mulai merasakan manfaat dengan klinik Paru dan Asma. Saya mencoba untuk
berpikir mengembangkan kasus kasus sesak yang ada dimasyarakat. Ternyata banyak
kasus PPOK berat dengan penyulit Kardiovaskuler yang sulit di nilai dengan Foto
toraks saja. Tahun 2007 saya mulai menekuni USG paru terutama kasus kasus gawat
nafas, dan sering mengikuti kuliah jarak jauh
dengan Prof Daniel Prikenzstein intesivist dari Perancis dan saat itu
saya sudah menjadi member FCCP (fellowship Critical Care Physician). Dari
beliau saya mengenal BLUE (Bed side lung Ultrasound Emergency) protocol dan protocol lainnya yang berhubungan
dengan kasus kasus Critical care. Dalam praktek keseharian saya menegakkan
diagnosis pasien selain stetoskop juga dengan USG 2 dimensi bahkan
echocardiography. Sampai saat ini saya masih mengikuti kursus kursus USG di
PUSKI dengan dr Daniel SpRad (K) seperti USG pembuluh darah, axilla, mamae,
echocardiographi, abdominal, leher dan
mungkin akan saya rutinkan tiap bulan untuk selalu mengikuti kursus USG secara
keseluruhan. Dan Analisa saya banyak pasien umum atau bahkan pasien BPJS RS yang
tidak cukup puas dengan hasil diagnosis RS bisa lebih terjawab diagnosisnya dengan
pemeriksaan yang dilakukan saya dengan bantuan USG. Dan dengan keterampilan USG
, Saya terpilih menjadi Principal Investigator dan klinik saya sebagai site studi
mendapat rekor tertinggi nomor 1
recruitment paien penelitian multi senter Summit study se Asia Pasifik dan nomor 5 tingkat dunia
dengan recruitment polpulasi pasien PPOK dengan gangguan Cardiovaskuler dan bersamaan juga ada AUSTRI study tentang post marketing study populasi pasien asma persisten. Site
Klinik saya termasuk yang diagendakan untuk diaudit oleh FDA ( Food and Drug
Administration) tetapi karena ada kejadian Bom teroris di Jakarta, audit
dibatalkan.
Dalam meningkatkan pelayanan Kesehatan pada
masyarakat saya melakukan banyak penyuluhan penyuluhan dengan wadah LKC
(layanan Kesehatan Cuma Cuma ) dan aktif mengikuti pertemuan pertemuan dengan
Dinas Kesehatan Depok dalam rangka pelayanan TB HIV, sehingga saya diberi
kesempatan pelatihan TB HIV
bersertifikasi di provinsi jawa barat dan sampai saat ini saya sebagai ketua
KOPI TB kota Depok. Saya mengikuti Pendidikan Magister Farmasi tentang Obat
bahan Alam dan Pendidikan Doktor ilmu Farmasi di fakultas Farmasi Universitas
Pancasila karena ingin memberikan edukasi dan layanan pada masyarakat bagaimana
pentingnya menjaga diri dari penyakit menular seperti Tuberculosis melalui
pemberdayaan obat Bahan Alam yang sekarang ini sudah banyak diminati oleh
masyarakat. Dengan pengetahuan yang benar akan pemanfaatan tanaman obat bahan
alam menjadikan masyarakat bisa menempatkan obat obat konvensional dan obat
bahan alam dengan benar dan bijaksana.
Kesimpulan
dari tulisan ini adalah teruslah berkarya dan jadikan profesi kita menjadi
kebanggan masyarakat khususnya pasien kita. Tetaplah jadi penuntut Ilmu sampai
akhir kehidupan karena janji Allah akan meningkatkan derajat orang yang
menuntut Ilmu yang bermanfaat untuk kehidupan masyarakat. Terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar