Translate

Kamis, 30 Desember 2021

 TAMPILAN KLINIK AMALINA YANG BARU



 

Pengalaman Pendidikan Spesialis Paru dan Mendirikan Klinik Paru dan Respirasi

              Saya dr Lusi Nursilawati Syamsi SpP MFarm, Lulus dari Pendidikan Spesialis paru FKUI sejak tanggal 26 Juni 2004. Saya mulai memasuki Pendidikan Dokter Spesialis Paru dan Respirasi di FKUI  bulan April tahun 2000 bersama 3 orang teman sejawat dalam 1 angkatan. Di Rumah Sakit Persahabatan saya menjalani Pendidikan Dokter Spesialis paru.

              Semester1  saat yunior, diawali stase Mikrobiologi dengan teman teman perawat senior  yang sudah mahir membuat  preparate pewarnaan BTA dan kultur mycobacterium tuberculosis dengan media Ogawa. Bahkan saat stase mikrobiologi sempat ada pelatihan pembuat sengkelit oleh team mikrobiologi dari jepang karena ternyata sengkelit yang benar menghasilkan kwalitas pewarnaan BTA yang baik, bukan saja sputum yang purulen. Setelah itu masuk pada stase Immunologi yang kegiatannya adalah membuat referat dan banyak berdiskusi dengan Prof dr. Mahuhutu SpP(K)  (alm) tentang ilmu dasar immunologi yang text booknya terbit ditahun yang sudah demikian lama. Pada Stase Spirometry saya belajar banyak dengan pak Jauhari dan dilatih uji Provokasi Bronkus dengan menggunakan larutan methicolin yang diencerkan.

              Stase saat senior mulai memasuki ruang perawatan infeksi dan non infeksi di Soka atas, soka bawah dan gema soka bawah. Stase inilah yang paling penting membentuk karakter sebagai dokter paru selain merawat pasien juga stase UGD paru dan didukung dengan bed side teaching, laporan kasus, kasus kematian dan pembahasan pembahasan jurnal jurnal. Saat saya senior pernah menjabat 2 kali sebagai seksi ilmiah sehingga banyak berdiskusi dengan ketua Program Pendidikan Studi (KPS)  Prof, dr Faisal Yunus SpP(K) PhD untuk pemilihan jurnal jurnal yang akan dibahas. Tepatnya akhir dari semester 2 sudah harus dimulai memikirkan judul dan pembuatan proposal tesis. Saat ini sudah ada 2 judul yang akan dibuat proposal, tetapi  diputuskan 1 judul yang dipilih yaitu effektivitas salmeterol fluticasone pada asma persisten sedang. Selesai semester 2 masuk ke stase Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Anak, Radiologi, Public health Di puskesmas Baladewa, Paru kerja di Pabrik Semen Cibinong yang sekarang dinamakan HOLCIN, Bedah toraks, USG dan Bronkoskopi. Semester 3 saat itu saya sudah ujian poroposal dan sudah memulai penelitian untuk mengambil data pasien di poli asma. Dan semester 3 adalah semester yang  harus bisa menggunakan waktu dengan benar dan saat itu waktu luang itu hal yang sangat sangat berharga karena harus mengambil sampel pasien dan juga menjalani stase stase Pendidikan. Disamping itu banyak penelitian Prof dr Faisal Yunus SpP (K) asma seperti smile study dan M3 study yang harus diselesaikan dan perlu mengatur waktu dengan baik. Untuk penelitian M3 Study saya sempat ikut Pendidikan sub investigator di kota Kona Kepulauan Hawai USA dan saya mengikuti GCP ( Good Clinical Practise) angkatan pertama di Indonesia di kepulauan Bintan Tanjung Pinang Riau. Hal ini merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan tiada tara karena pertama kalinya saya ke luar negri bersama  guru saya prof dr Faisal Yunus  SpP (K) dan Prof Wiwien SpP(K) . Saya juga bertemu dengan guru guru besar dari universitas lain seperti UNS, UNAIR, USU, UNPAD, Udayanan dan guru besar dari bagian anak FKUI yaitu Prof Bambang supriatna  SpA(K) dan dr Darmawan SpA (K). Saat kursus GCP pertama di Pulau Bintan saya bertemu dengan direktur BPOM dan para senior guru besar yang saat ini di Komite etik FKUI.

              Semester 5 dan 6 saya sudah menjadi  Chief dan saya terpilih menjadi ketua kelas. Stase Chief  menjalani stase ICU di RS Persahabatan dan RSPAD  Gatot Subroto dan mengulang Kembali stase penting seperti Bronkoskopi, poli paru, poli asma dan supervisor Ruang rawat Soka atas, soka bawah dan Gema soka bawah. Tepat semester 7 saya sudah maju ujian Tesis dan selesailah Pendidikan yang saya jalani selama 3,5 tahun.

              Saat selesai Pendidikan saya masih melakukan pekerjaan penelitian penelitian studi asma yang saat itu belum selesai. Dan saat itu saya mencoba untuk memperbaiki ASN saya yang saya tinggalkan saat memilih untuk melanjutkan Pendidikan di FKUI. Saat yang sama ada penawaran untuk bergabung di RS persahabatan menjadi staff di SMF paru RS Persahabatan, namun saya mengundurkan diri karena ada banyak hal yang tidak saya jelaskan. Kemudian saya mulai mendirikan Klinik yang terletak tidak jauh dengan  tempat tinggal di awal di tahun 2005, ada kekhawatiran Klinik Paru sulit berkembang, apalagi beberapa teman senior mengatakan hal yang membuat saya bimbang dan pesimistis. Saat mendirikan klinik saya mencoba untuk mengembangkan terapi inhalasi, oleh karena terapi inhalasi merupakan sesuatu yang baru di tahun 2004. Banyak pasien anak anak yang membutuhkan terapi inhalasi dan saya melengkapi dengan alat alat chest vibrasi dan sinar infra red. Pasien sudah mulai merasakan manfaat dengan klinik Paru dan Asma. Saya mencoba untuk berpikir mengembangkan kasus kasus sesak yang ada dimasyarakat. Ternyata banyak kasus PPOK berat dengan penyulit Kardiovaskuler yang sulit di nilai dengan Foto toraks saja. Tahun 2007 saya mulai menekuni USG paru terutama kasus kasus gawat nafas, dan sering mengikuti kuliah jarak jauh  dengan Prof Daniel Prikenzstein intesivist dari Perancis dan saat itu saya sudah menjadi member FCCP (fellowship Critical Care Physician). Dari beliau saya mengenal BLUE (Bed side lung Ultrasound Emergency)  protocol dan protocol lainnya yang berhubungan dengan kasus kasus Critical care. Dalam praktek keseharian saya menegakkan diagnosis pasien selain stetoskop juga dengan USG 2 dimensi bahkan echocardiography. Sampai saat ini saya masih mengikuti kursus kursus USG di PUSKI dengan dr Daniel SpRad (K) seperti USG pembuluh darah, axilla, mamae, echocardiographi, abdominal, leher  dan mungkin akan saya rutinkan tiap bulan untuk selalu mengikuti kursus USG secara keseluruhan. Dan Analisa saya banyak pasien umum atau bahkan pasien BPJS RS yang tidak cukup puas dengan hasil diagnosis RS bisa lebih terjawab diagnosisnya dengan pemeriksaan yang dilakukan saya dengan bantuan USG. Dan dengan keterampilan USG , Saya terpilih menjadi Principal Investigator dan klinik saya sebagai site studi  mendapat rekor tertinggi nomor 1 recruitment paien penelitian multi senter Summit study  se Asia Pasifik dan nomor 5 tingkat dunia dengan recruitment polpulasi pasien PPOK dengan gangguan Cardiovaskuler dan bersamaan juga ada AUSTRI study tentang post marketing study populasi pasien asma persisten. Site Klinik saya termasuk yang diagendakan untuk diaudit oleh FDA ( Food and Drug Administration) tetapi karena ada kejadian Bom teroris di Jakarta, audit dibatalkan.

               Dalam meningkatkan pelayanan Kesehatan pada masyarakat saya melakukan banyak penyuluhan penyuluhan dengan wadah LKC (layanan Kesehatan Cuma Cuma ) dan aktif mengikuti pertemuan pertemuan dengan Dinas Kesehatan Depok dalam rangka pelayanan TB HIV, sehingga saya diberi kesempatan pelatihan  TB HIV bersertifikasi di provinsi jawa barat dan sampai saat ini saya sebagai ketua KOPI TB kota Depok. Saya mengikuti Pendidikan Magister Farmasi tentang Obat bahan Alam dan Pendidikan Doktor ilmu Farmasi di fakultas Farmasi Universitas Pancasila karena ingin memberikan edukasi dan layanan pada masyarakat bagaimana pentingnya menjaga diri dari penyakit menular seperti Tuberculosis melalui pemberdayaan obat Bahan Alam yang sekarang ini sudah banyak diminati oleh masyarakat. Dengan pengetahuan yang benar akan pemanfaatan tanaman obat bahan alam menjadikan masyarakat bisa menempatkan obat obat konvensional dan obat bahan alam dengan benar dan bijaksana.

              Kesimpulan dari tulisan ini adalah teruslah berkarya dan jadikan profesi kita menjadi kebanggan masyarakat khususnya pasien kita. Tetaplah jadi penuntut Ilmu sampai akhir kehidupan karena janji Allah akan meningkatkan derajat orang yang menuntut Ilmu yang bermanfaat untuk kehidupan masyarakat. Terimakasih